Dosen
Jurusan Pariwisata Program Pendidikan Vokasi Universitas Brawijaya, A.
Faidlal Rahman, SE.Par.,M.Sc memperkenalkan konsep Pariwisata Islami
dalam 2nd Association of Indonesian Tourism Tertiary Education Institutions (AITEI) di Malaysia, Kamis (23/5).
Dalam konferensi internasional tersebut, Faid memaparkan bahwa
Pariwisata Islami merupakan konsep yang masih baru. Pariwisata Islami
melibatkan kegiatan, pengalaman atau kesenangan dalam bentuk perjalanan
sesuai dengan konsep Islam dan bisa dilakukan melalui sejarah, seni,
kebudayaan, warisan, cara hidup, dan ekonomi.
Faid sengaja menggabungkan konsep Islam dengan pariwisata karena menurutnya travelling sejalan dengan Islam.
"Dengan travelling, manusia akan banyak mendapat keuntungan
yaitu mendidik untuk tidak menjadi arogan, semakin mensyukuri nikmat
Allah lewat ciptaanNya, mengurangi ketegangan jiwa, raga, dan pikiran
dari masalah yang ada,"kata Faid.
Konsep Pariwisata Islami yang diutarakan Faid bisa diterapkan pada
Pulau Madura. Madura bisa menjadi tujuan wisata berbasis Islam karena
potensi-potensi yang dimiliki, seperti sosial-budaya Islam,
kesenian-kesenian Islam, seperti hadrah, macopat, dan samman. Selain
itu, daya tarik Madura yang lain bisa dilihat pada pemandangan alamnya.
Untuk mewujudkan Pulau Madura sebagai tujuan Priwisata Islami ada
lima hal yang harus diupayakan, meliputi sumber daya manusianya,
promosi, infrastuktur, kerjasama, dan lembaganya.
Dalam memberdayakan sumber daya manusia, pemerintah lokal perlu
menggandeng agen wisata untuk mengadakan pelatihan dan pembelajaran
secara umum untuk meningkatkan kemampuan. Selain dengan agen wisata,
pemerintah lokal juga perlu bekerjasama dengan pondok pesantren untuk
memberikan pelatihan agar mempunyai pengetahuan dan kemampuan di bidang
pariwisata, seperti penguasan bahasa asing, dan jadwal perjalanan.
Promosi bisa dilakukan dengan cara menerbitkan leaflet, booklet,
pameran, dan souvenir. Di bidang infrastruktur bisa diterapkan dengan
memberikan kemudahan, seperti kemudahan akomodasi dan transportasi.
Sementara kerjasama bisa diwujudkan antara empat daerah di Madura
dengan negara lain, seperti komunitas seni di Madura dapat bekerjasama
dengan Mesir.
Dan di bidang institusi, pemerintah dapat menjadi pengontrol dan
fasilitator dalam membuat peraturan Pariwisata Islami dan pembukaan
bisnis.
"Selain itu, lembaga pendidikan Islam juga punya peran untuk
mempersiapkan kemampuan sumber daya manusia dan juga melakukan
penelitian terkait pariwisata Islam,"katanya.
Sementara itu, paparan Faid dalam konferensi internasional tersebut
mendapat apresiasi cukup besar tidak hanya dari pemapar Indonesia, namun
juga Malaysia, Filipina, dan Thailand.
ada yng tau di indonesia wisata yang seperti ini?
BalasHapus