Share

Halaman

Rabu, 29 Mei 2013

MENTRADISIKAN PEMIKIRAN ISLAM METODOLOGIS




Membiasakan berfikir tentang cara-cara membangun, mengembangkan, menyempurnakan, meningkatkan, merubah kearah positif, atau mentransformasikan suatu pemikiran, tindakan, adat istiadat, slogan, norma, budaya maupun pandangan hidup yang berlaku di masyarakat.




Mengarahkan ke inisiatif, ide-ide cemerlang dan gagasan-gagasan pembangunan dan pengembangan sehingga berwatak kreatif, dinamis, produktif bahkan progresif.

Langkah-langkah Mentradisikan Pemikiran Islam Metodologis
1.      Membiasakan Istilah-istilah Metodologis
Para cendekiawan muslim perlu membudayakan istilah-istilah metodologis pada masyarakat muslim bahkan mulai dari masa TK hingga usia lanjut
·         Memberikan peran semua lapisan masyarakat sesuai dengan kadar kompetensinya.
Contoh: lapisan atas men-design/merancang kemajuan dan memberi contoh     Lapisan bawah merespons positif dengan melakukan aktivitas-aktivitas yang kreatif dan produktif.
·         Untuk TK/SD: guru harus memilih istilah-istilah metodologis sesering mungkin.
Contoh: Ibu membikin kue, paman membuat baju, Ibu guru mengarang cerita, anak-anak melukis pemandangan, mahasiswa melakukan percobaan di laboratorium         Kebiasaan produktif
Bandingkan dengan: Ibu membeli kue, paman membeli baju, ibu guru duduk di kursi, anak-anak melihat pemandangan, mahasiswa bergerombol di depan kampus          pasif dan konsumtif
·         Untuk masyarakat awam: para petani sedang mengubah system bertanam, para nelayan telah memperbarui system penjaringan ikan, para pengrajin sedang memproduksi barang model baru, para pedagang sedang mengatur strategi dalam menghadapi krisis bawang.
·         Untuk kalangan Pelajar/mahasiswa: Iran telah berhasil meluncurkan rudal Shahab 3, Malaysia telah berhasil menjadi Negara industri maju generasi kedua, Korea Selatan telah berhasil membikin mobil yang tangguh, India sangat menguasai IT, dan Cina mulai menguasai dunia      menggugah semangat kreativitas.
·         Untuk menumbuhkan percaya diri dengan ungkapan-ungkapan:
Umat Islam bisa,
Indonesia bisa,
Bersama Kita Bisa (SBY),
Aku tahu, aku mau, dan aku mampu,
The Sunrise of Java
Sebagai subjek bukan objek kemajuan industri dan informasi
2.      Membiasakan Berfikir dan bertindak produktif-strategis
Harus berusaha merangsang, menghidupkan bahkan menyuburkan berbagai macam ide dan inisiatif baru untuk mentransformasikan model berfikir dan bertindak yang berpotensi cepat merespon dan memecahkan masalah yang muncul.
Contoh: realitas yang ada bisa ditransformasikan menjadi realitas lain: besi menjadi mobil, benang menjadi sarung, kedelai menjadi tahu, sampah menjadi pupuk.







Oval: Produk akhirOval: Aksi/
percobaan
Oval: Akal
Manusia
Oval: kemampuan
Memproses
            Menjadikan
                                                                                                         



Contoh tindakan produktif:
1.      bidang Fiqh
Fiqh Sosial (fiqh al-Ijtimaiyah), fiqh politik (fiqh al-Siyasah), fiqh dakwah  (fiqh al-Dakwah), fiqh wanita (fiqh al-Nisa’), fiqh pendidikan (fiqh al-Tarbiyah), fiqh kebudayaan (fiqh al-Tsaqafah), fiqh demokratis (Tajdid al-fikr al-Islami), Fiqh Umar, Fiqh Hanafi, fiqh Maliki, fiqh Syafi’i, fiqh Hanbali, fiqh Ja’fari, fiqh klasik (al-fiqh al-salafy), fiqh modern (al-fiqh al-ashriy), fiqh kontemporer (al-fiqh al-Mu’asir), fiqh pengandaian (al-fiqh al-Iftiradhiy), fiqh perbandingan (al-fiqh al-muqaran).
2.      Khotib bisa membukukan teks khotibnya
3.      Seniman bisa membawa pujian-pujian langgar ke dapur rekaman
4.      Penulis bisa masuk dapur rekaman (laskar pelangi, ayat-ayat cinta, ketika cinta bertasbih
3.      Menelaah Tokoh Sebagai Model (Modelling)
Mahasiswa diharapkan mampu menelusuri dan mengkaji kondisi setting sosio-kultural, sosio-politik, sosio-ideologis, sosio-ekonomis, sosio-religius, sosio-geografis, dan sosio-psikologis
Contoh:
a.       Imam Hanafi (rasionalis)
b.      Imam Malik (tradisionalis)
c.       Imam Syafi’i (moderat)
d.      Imam Hambali (fundamentalis)
e.       Imam Ghazali (hujjat al-Islam/Argumentator Islam)



4.      Membiasakan Bermadzhab secara Manhaji (Metodologis)
Manhaji
Madzab
                         Qauli
Taqlid                  Madzhab                  Ijtihad
Manfaat:
a.       Melatih kebiasaan mahasiswa berpikir tentang proses          latar belakang masalah, situasi, kondisi, karakter wilayah, kapasitas intelektualnya, pengaruh-pengaruh yang diserap, kecenderungannya, kepribadiannya
b.      Melatih mahasiswa dalam mengetahui dan menguasai metode-metode, pendekatan-pendekatan, dan pertimbangan-pertimbangan yang digunakan para imam mujtahid dalam melakukan istinbath hukum berikut konsekuensi-konsekuensinya.
5.      Membiasakan Ijtihad Peradaban
Mengerahkan segala kemauan dan kemampan untuk meneliti, menggali (istinbath), menemukan dan mengembangkan peradaban Islam berdasarkan inspirasi dan petunjuk al-Qur’an maupun sunnah Nabi.
Manfaat:
a.       Melatih para pelaku ijtihad berfikir dan bertindak keilmuan mulai dari meneliti, menggali, menemukan, dan mengembangkan.
b.      Melatih para pelaku ijtihad berfikir memecahkan masalah.
c.       Melatih para pelaku ijtihad berfikir yang berorientasi masa depan (future oriented).
d.      Melatih para pelaku ijtihad berpikir, bertindak, dan berproses secara kompetitif.
e.       Melatih para pelaku ijtihad berpikir mempercepat (mengakselerasi) perkembangan dan kemajuan peradaban Islam.
f.       Melatih para pelaku ijtihad meningkatkan produktivitas kerja dan karyanya.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar